Lima mahasiswa Program Studi Sastra Jepang Unikom berangkat ke Jepang selama satu tahun melalui Program OSIP (Overseas Student Internship Program) dalam bidang service restoran. Lima mahasiswa tersebut adalah Evan Aulia Najmudin, Ahmad Ludin, Adam Novriansyah Putra, Rivan Rachma, dan Rizal Dwiansyah Putra.
]]>Pada tanggal 7 Juli 2023, 2 orang Dosen Program Studi Sastra Jepang Unikom, Fenny Febrianty, S.S., M.Pd. dan Anisa Arianingsih, M.Pd. melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di TK Pasundan Istri Kota Bandung.
Kegiatan ini berupa penyediaan bahan ajar membaca dan menulis, seperti flash card bertema huruf, angka, sayur, buah, transportasi, dan sebagainya. Selain itu, tim pelaksana juga memberikan buku-buk cerita tematik yang dapat dimanfaatkan baik oleh guru maupun siswa TK Pasundan Istri Bandung.
Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang terlibat dan semoga Program Studi Sastra Jepang dapat melaksanakan kegiatan sejenis dengan mitra yang lain.
Jika minasan adalah seorang muslim yang ingin ke Jepang, tentu saja minasan harus memperhatikan apa yang minasan konsumsi. Ketika membeli makanan atau minuman, minasan harus perhatikan hal ini. Dalam bahasa Jepang ada beberapa kosakata yang harus minasan ketahui. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Buta (豚肉)
Dalam bahasa Indonesia kata buta berarti babi. Jadi minasan harus perhatikan makanan-makanan atau menu di restoran di Jepang yang mengandung kata buta. Selain buta, ada juga tonkotsu dan tonkatsu. Kedua menu makanan ini masih termasuk kategori yang mengandung babi. Tonkotsu merupakan nama untuk menu yang dibuat dengan tulang dan bagian perut babi, contohnya adalah tonkotsu ramen, yaitu mie ramen yang kuahnya dibuat dari rebusan tulang babi. Sementara tonkatsu, berbeda satu huruf dengan tonkotsu adalah daging babi yang dibalut dengan tepung roti dan digoreng.
2. Sake (お酒)
Sake merupakan minuman beralkohol yang sangat populer di Jepang. Minuman beralhokol ini terbuat dari beras yang digiling, difermentasi, dan dibiarkan menua agar rasanya berubah. Dalam masakan Jepang, sake merupakan salah satu bahan yang sering digunakan. Sake digunakan dalam masakan untuk menambah rasa manis pada sajian tersebut. Bahan yang satu ini sedikit sulit untuk dideteksi karena setelah bercampur dengan masakan, sake menjadi tidak terlihat. Jadi hati-hati ya minasan!
3. Mirin (味醂)
Hampir sama seperti sake, mirin juga merupakan minuman beralkohol. Namun, mirin sangat sering digunakan dalam masakan karena kandungan gulanya yang cukup tinggi. Sama seperti sake, mirin juga digunakan untuk menambah citra manis yang khas dari minuman beralkohol hasil fermentasi pada masakan. Di Jepang, mirin terbagi menjadi dua jenis, satu untuk diminum dan yang satunya lagi khusus memasak. Hal ini menimbulkan sedikit perdebatan akan halal atau tidaknya makanan yang mengandung mirin, tetapi Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menetapkan mirin sebagai haram.
Itulah hal-hal yang harus minasan perhatikan sebagai seorang muslim jika ingin mencari makanan halal di Jepang ya! Jika minasan bingung, lebih baik tanyakan saja pada pramusaji restoran atau pegawai supermarket yang sedang bekerja, apakah menu atau produk tersebut mengandung hal-hal yang disebutkan di atas.
REFERENSI
https://lister.co.id/blog/5-jenis-ramen-jepang-dari-tonkotsu-sampai-tsukemen
https://lordbroken.wordpress.com/2011/10/01/pembuatan-minuman-sake
wr4.uai.ac.id/membahas-tentang-mirin-halal-atau-haram
Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) berhasil memperoleh Hibah Internal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat dari DP2M Unikom. Tim yang terdiri dari Dr. Soni Mulyawan Setiana, M.Pd, Mohammad Ali, MA, dan dua mahasiswa yaitu Muhammad Fahmi Saputra Chandra, dan Aditya Abi Gozali melaksanakan kegiatan Pengabdian Pemberdayaan Masyarakat berkerjasama dengan SMA Negeri 1 Ngamprah Kabupaten Bandung Barat dengan mengusung tema Pelatihan Bahasa Jepang JLPT N5 Untuk Anggota Ekstrakurikuler Nihongokai SMA Negeri 1 Ngamprah Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan ini berlangsung sekitar satu semester. Kegiatan diawali dengan penjajakan kesediaan mitra, observasi guna menganailisis kebutuhan mitra, serta pelaksanaan pelatihan.
Pada Kamis dan Jumat, 20-21 Juli 2023, diadakan implementasi dari kegiatan PPM dengan diikuti oleh 15 peserta, yaitu Guru Bahasa Jepang dan 14 Siswa Anggota Ekstrakurikuler Nihongokai SMA Negeri 1 Ngamprah Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan diawali dengan sambutan dari Dr. Soni Mulyawan Setiana, M.Pd. selaku Ketua Pelaksana, dilanjutkan dengan sambutan dari Fitri Astuti, S.Hum selaku Guru Bahasa Jepang dan Perwakilan dari SMA Negeri 1 Ngamprah sekaligus secara resmi membuka kegitan tersebut.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan pelatihan dengan pemateri pertama Mohammad Ali, M.A. yang membahas tentang materi dan cara pengerjaan Ujian JLPT N5. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan pemateri kedua yaitu Dr. Hj. Linda Setiawati, M.Pd dari Universitas Pendidikan Indonesia yang membahas mengenai Literasi Manjemen Pengelolaan Organisasi di Sekolah (Ekstrakurikuler Nihongokai). Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan adanya peningkatan kualitas dan kuantitas jumlah peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler Nihongokai di SMA Negeri 1 Ngamprah.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada Rektor Unikom, Wakil Rektor III Unikom, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unikom, Direktur DP3M Unikom, Ketua Divisi DP2M Unikom, Ketua Program Studi Sastra Jepang Unikom, Kepala SMA Negeri 1 Ngamprah beserta staf, Guru Bahasa Jepang dan siswa anggota ekstrakurikuler Nihogokai SMA Negeri 1 Ngamprah yang telah mendukung tim dalam kegiatan ini.
]]>Fudedameshi merupakan kegiatan kerjasama antara Fakultas Desain dan Fakultas Ilmu Budaya UNIKOM. Kegiatan Fudedameshi berisikan seminar daring yang membahas tentang desain dan kejepangan. Selain seminar daring, Fudedameshi juga selalu mengadakan lomba desain.
Kali ini, Fudedameshi 2023 mengadakan pelatihan yang berjudul “Tips & Trick Cara Bikin Poster Keren”, kemudian diikuti dengan lomba desain poster yang bertema “Aku & Jepang”. Tidak hanya itu, pada puncak acara ini juga akan diadakan seminar daring yang membawa topik “Pengenalan Fakultas Desain dan Fakultas Ilmu Budaya UNIKOM”, sekaligus pengumuman pemenang dari lomba desain poster.
Lomba desain poster dengan tema “Aku & Jepang” pada Fudedameshi 2023 dimenangkan oleh Marvella Alvenia dari SMA Santa Angela Bandung selaku juara pertama, Alrizka Nafa Ardhia dari SMA Inteligensia Bandung selaku juara kedua, dan juara ketiganya adalah Midori Harahap dari SMKN 1 Karawang.
]]>Pekan Bahasa dan Budaya Jepang (Bunkasai) ke-48 kembali dilaksanakan di Pusat Studi Bahasa Jepang, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Jatinangor, pada tanggal 23-25 Juni 2023. Bunkasai merupakan acara tahunan yang sudah dilaksanakan sejak 23 Mei 1973. Setelah dua tahun dilaksanakan secara online, Bunkasai ke-48 ini akan kembali diadakan secara offline. Panitia penyelenggara kegiatan ini merupakan dosen/staf program Program Studi Bahasa/Sastra/Pendidikan Bahasa Jepang se-Jawa Barat. Tentunya Bunkasai ke-48 disponsori oleh berbagai pihak, beberapa diantaranya adalah Japan Foundation dan Kyoto Minsai Japanese School.
Mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia turut aktif berpartisipasi dalam lomba-lomba yang diselenggarakan di Pekan Bahasa dan Budaya Jepang (Bunkasai) ke-48. Bunkasai ke-48 menyelenggarakan tujuh mata lomba, yaitu Kana, Kanji, Shuuji, Choukai, Karaoke, Irasutoorii, dan juga Lomba Presentasi Bahasa Jepang ke-2 Tingkat Jawa Barat.
Mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Sastra Jepang UNIKOM berhasil membawa pulang tiga piala dalam mata lomba Karaoke, Presentasi Bahasa Jepang, dan Kanji. Kami Keluarga Besar Program Studi Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) mengucapkan selamat kepada Gerri Aliansyah Hermawan sebagai pemenang Juara ke-2 dalam lomba Karaoke, Marrisha Bintang Reviani sebagai pemenang Juara ke-2 dalam lomba Presentasi Bahasa Jepang, dan Bunga Tafrizia sebagai pemenang Juara ke-3 dalam Kanji Contest.
“Selamat kepada semua pemenang lomba dalam acara Bunkasai Ke-48. Semoga dapat terus mengharumkan nama almamater untuk prestasi lainnya yang akan datang.”
Program Studi Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia telah sukses melaksanakan kegiatan perlombaan antarkelas. Kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 7 Juni 2023 dan diakhiri dengan puncaknya, yaitu pengumuman pemenang lomba pada hari Sabtu, 17 Juni 2023.
Kegiatan lomba antarkelas Kurasu Jiman ini memiliki tujuh mata lomba, yaitu Presentasi dengan bahasa Jepang, Choukai, Kanji, Karaoke, Irasutoori, dan Shuuji. Kurasu Jiman juga diikuti oleh seratus tiga belas (113) mahasiswa Program Studi Sastra Jepang UNIKOM.
Tujuan utama diadakannya kegiatan ini adalah untuk menunjukkan kemampuan-kemampuan mahasiswa Sastra Jepang UNIKOM dalam membanggakan kelasnya. Salah satu tujuan lainnya juga adalah untuk menyeleksi mahasiswa-mahasiswa berprestasi yang akan dikirim untuk mengikuti perlombaan Bunkasai yang ke-48.
]]>Keluarga Besar Program Studi Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) mengucapkan:
SELAMAT & SUKSES! Kepada wisudawan & wisudawati Semester Ganjil Tahun Akademik 2022/2023 Universitas Komputer Indonesia pada 10 Juni 2023.
“Semoga acara kelulusan ini menjadi langkah awal yang baik untuk memasuki dunia nyata. Terus semangat untuk meniti karir, kesuksesan, dan meraih cita-cita. Jaga nama baik almamater. Teruslah berkarya dan sukses selalu.”
Minasan mungkin sudah familiar dengan istilah Kimono atau mungkin juga Yukata, tetapi, apa perbedaannya? Atau jangan-jangan keduanya sama saja? Yuk simak perbedaan Yukata dan Kimono dalam artikel berikut.
Kimono merupakan pakaian tradisional Jepang yang berasal dari kata Kiru (着る) yang artinya “memakai” dan Mono (物) yang berarti “benda/barang”. Jadi Kimono bisa diartikan sebagai benda yang dipakai atau pakaian. Kemudian, bagian depan Kimono dipakai mulai dari kanan kemudian dari kiri. Hal sebaliknya dilakukan ketika memakaikan Kimono untuk orang yang sudah meninggal.
Sejak dahulu, Kimono merupakan pakaian yang populer. Kimono dapat dipakai oleh siapa saja, kapan saja, dan ke mana saja. Kompleksitas dan kemewahan Kimono juga dapat menjadi penentu status sang penggunanya. Seiring dengan perubahan zaman, Kimono perlahan-lahan berubah menjadi pakaian formal yang dipakai khusus ketika acara-acara tertentu saja. Walaupun begitu, Kimono tetap bisa dipakai secara umum.
Jadi, apa bedanya Kimono dan Yukata? Sebenarnya Kimono dan Yukata tidak jauh berbeda karena Yukata adalah Kimono yang dibuat dari bahan yang lebih tipis, tidak terlalu kompleks, dan umumnya dipakai di musim panas. Tidak seperti Kimono, Yukata juga dapat dipakai tanpa perlu menggunakan pakaian dalam yang berlapis-lapis.
REFERENSI
https://www.kcpinternational.com/2021/01/interesting-facts-kimono/
https://mai-ko.com/travel/culture-in-japan/kimono/quick-and-interesting-facts-about-kimonos/
https://web-japan.org/kidsweb/virtual/kimono/kimono01.html
https://kidadl.com/facts/curious-kimono-facts-revealed-about-traditional-japanese-clothing